(Tatal ke bawah untuk kenyataan versi BM)
One of the top priority strategies in the war against Covid-19 pandemic must be to accelerate the national vaccination rollout in Malaysia which is too slow and tardy, especially as various Covid-19 variants had injected a new urgency into the whole Covid-19 scenario.
The new coronavirus is a moving target.
Early in the pandemic, leading scientists warned that the virus could become endemic and “may never go away,” including Dr Michael Ryan, head of the World Health Organization’s emergencies programme.
For much of 2020, many scientists were surprised and reassured that the coronavirus had not changed significantly enough to become more transmissible or deadly.
With major breakthroughs as vaccines were produced in double-quick time, a few scientists had hopes that it would be possible to virtually eliminate Covid-19, if only the world could be vaccinated quickly enough.
The optimism proved short-lived. In late December, the UK warned of a new, more transmissible variant that was quickly becoming the dominant form of the coronavirus in the country. Around the same time, researchers learned of the impact of the faster-spreading variants in South Africa and in Brazil, and most recently, the deadly Indian variant.
By early January, there is “a new chapter” in the Covid-19 pandemic, requiring countries to constantly monitor for mutations that could dampen the effect of vaccines.
Now most scientists have undergone a change of heart on Covid-19, with a virologist even describing it as “scientific whiplash”, ending the idea that it was plausible to achieve so-called “functional eradication” of the coronavirus, similar to measles.
Now, mankind is in a race against time in the battle “virus vs vaccine”, which the National Covid-19 Immunisation Programme co-ordinating Minister Khairy Jamaluddin should take into account and ensure that the National Immunisation Programme is accelerated to take account of this new factor.
Two months ago, in my media statement of March 22, 2021, I asked:
“Can we ensure that we can register triple-digit figure for the daily increase of new Covid-19 cases in March and double-digit figure in April, bringing an end to the seven-month third wave of Covid-19 pandemic from early September – when we had a daily increase of 62 new Covid-19 cases on Malaysia Day, Sept. 16, 2020?
“Can we guarantee that before we bring to the third wave of Covid-19 to double-digit daily increase, there will not be a fourth wave of the Covid-19 pandemic in Malaysia, rising to higher levels of daily increase of Covid-19 cases than the peak of 5,728 new Covid-19 cases on January 30?
“Can we ensure the success of the national Covid-19 vaccination rollout, and even accelerate and complete it by the National Day-Malaysia Day period of August 31- September 16, 2021 so that normality, recovery of the economy and national life can begin?”
This was before the world became fully aware the of deadly mutation of Covid-19 virus. Now with the world-wide knowledge of the deadly Covid-19 variants, it is all the more imperative that the National Immunisation Programme should be speeded up, and my proposal to accelerate and end the national rollout by Malaysia Day on Sept. 16 should be given consideration.
To get herd immunity, we will need to fully vaccinate 60-70% of our Malaysian population. Presently, medical experts think that vaccine immunity may last 6-8 months.
If vaccine immunity can only last 6-8 months, with our slow vaccine rollout, by the time the last vaccine group get their first dose, the first vaccine group would have passed their vaccine immune period.
Will we ever get herd immunity this way?
Yesterday, the Sarawak government announced that it will receive 500,000 does of Sinovac Covid-19 vaccine within a week, and that it had procured an additional 500,000 doses of Sinovac.
As Sarawak is allowed to procure its own Covid-19 vaccine, the Federal Government should end its monopoly on vaccine procurement and all State governments should be allowed to procure their own Covid-19 vaccines to provide free for the people in their respective states as Malaysia is in a race against time in the critical battle of ‘vaccine vs virus’ to accelerate the national vaccination roll-out.
On Hari Raya Aidilfritri day, it was disclosed that after spending nearly seven months tracking down Covid-19 cases in the Hentian Cluster, the Health Ministry declared the cluster to have ended as no new cases had been recorded in the cluster for 28 consecutive days. It was one of the 12 clusters to be declared to have ended.
A doctor friend asked:
“This seemed to give a picture that our ‘track and trace team’ may be understaffed. I am sure that MOH is aware that the ‘track and trace’ team is as vital, if not more so than the testing team and the treating team.
“In our effort to control a very infectious virus, we need boots on the ground to find out where that virus originated from and where it is hiding. This is hard work and often under appreciated. Is the MOH lacking staff to do track and trace (T&T)?
“We are all very concerned as there are still hundreds of active clusters all over the country. On Friday, MOH reported a total of 461 out of 1,861 clusters are still active. They also reported 13 new clusters. If we are taking 7 months to close down one cluster, does it mean that with the present T&T workforce, we will take 3,000 months to end this crisis?
“Surely, the Health Director-General must ask the government to hire more staff (maybe temporary staff) to help, so that we can close down the clusters in weeks, if not days.
“It may also be a good idea for the ‘boss’ to visit and meet with the T&T team to thank them personally, try and shore up their morale. They are all doing a very tough and important work and would surely like to be appreciated.”
May be, there could be a response from the relevant authorities?
(Media Statement by DAP MP for Iskandar Puteri Lim Kit Siang in Kuala Lumpur on Monday, 17th May 2021)
#kerajaangagal47 — Memandangkan Sarawak dibenarkan untuk menguruskan perolehan vaksin Covid-19 sendiri, Kerajaan Persekutuan perlu menghentikan monopolinya terhadap pemerolehan vaksin dan membenarkan kerajaan negeri lain juga untuk memperoleh vaksin untuk diberikan kepada rakyat secara percuma
Salah satu strategi utama kita dalam perang melawan wabak Covid-19 adalah untuk mempercepatkan usaha vaksinasi kebangsaan yang buat masa ini bergerak dengan perlahan, terutamanya dengan kemunculan pelbagai variasi baharu Covid-19 yang memaksa kita untuk bertindak dengan lebih pantas.
Wabak koronavirus ini adalah satu perkara yang sentiasa bergerak.
Pada peringkat awal wabak ini, saintis di seluruh dunia, termasuklah Dr Michael Ryan, Ketua Program Kecemasan Pertubuhan Kesihatan Sedunia, memberikan amaran bahawa wabak ini mungkin akan berkekalan.
Sepanjang tahun 2020, ramai saintis terkejut dan berasa yakin apabila koronavirus ini tidak berubah secara signifikan untuk merebak dengan lebih pantas atau menjadi lebih merbahaya.
Dengan perkembangan pesat dalam pembangunan vaksin, beberapa orang saintis berharapan yang kita mungkin akan berjaya menghapuskan wabak ini sama sekali, sekiranya usaha vaksinasi dapat dijalankan dengan cukup pantas.
Namun, perasaan optimis ini tidak berkekalan. Pada akhir bulan Disember, UK memberikan amaran mengenai variasi baharu Covid-19 yang merebak dengan lebih pantas di negara tersebut. Pada sekitar waktu yang sama, para penyelidik mula memahami impak variasi yang merebak dengan lebih pantas di Afrika Selatan dan Brazil, dan baru-baru ini pula, di India.
Menjelang awal Januari, bermulalah satu bab baharu dalam wabak Covid-19 ini, di mana negara-negara di seluruh dunia perlu sentiasa cuba mengenal pasti variasi baharu yang mungkin akan mengurangkan kesan vaksin.
Kini, kebanyakan para saintis telah berubah fikiran, mereka tidak lagi merasakan yang wabak ini dapat dihapuskan sepenuhnya.
Sekarang, umat manusia berada dalam satu perlumbaan melawan masa dan perkara ini perlu diambil kira oleh Menteri Koordinasi Program Imunisasi Covid-19 Kebangsaan (PICK), Khairy Jamaluddin, untuk memastikan program ini dipercepatkan.
Dua bulan yang lepas, dalam kenyataan media saya yang bertarikh 22 Mac 2021, saya bertanya:
“Bolehkah kita memastikan bahawa kita dapat mengekalkan kes harian Covid-19 dalam lingkungan tiga angka dan menurunkan kes positif Covid-19 ke julat dua angka pada bulan April, sekaligus menamatkan gelombang ketiga pandemik Covid-19 yang berlarutan tujuh bulan lamanya sejak awal September tahun lalu — di mana harapnya kita hanya akan mencatatkan 62 kes baharu Covid-19 pada Hari Malaysia, 16 September 2021 nanti.
“Bolehkah kita menjamin bahawa sebelum gelombang ketiga Covid-19 dapat dikawal dan angka kes kembali menurun ke dua digit setiap hari, tidak akan berlaku gelombang keempat pandemik Covid-19 di Malaysia yang mencatatkan rekod kes tertinggi seperti mana pada 30 Januari lalu dengan 5,728 kes.
“Bolehkah kita memastikan kejayaan Kempen Imunisasi Covid-19 Kebangsaan, dan mempercepat serta menyiapkannya menjelang waktu sambutan Hari Kebangsaan – Hari Malaysia di antara 31 Ogos ke 16 September 2021 supaya ekonomi dapat dipulihkan dan kehidupan rakyat dapat kembali normal secepat mungkin.”
Persoalan ini adalah sebelum dunia menyedari sepenuhnya mengenai variasi-variasi merbahaya virus Covid-19 ini. Kini, dengan pengetahuan di seluruh dunia, semakin penting untuk kita mempercepatkan pelaksanaan PICK, dan cadangan saya ini perlulah dipertimbangkan.
Untuk mencapat imuniti kelompok, kita perlu memastikan sekurang-kurangnya 60-70% populasi dalam negara diberikan vaksin sepenuhnya. Setakat ini, pakar perubatan menjangkakan imuniti vaksin ini hanya akan bertahan selama 6 ke 8 bulan.
Sekiranya imuniti ini hanya bertahan selama 6 ke 8 bulan, dengan kadar vaksinasi kita yang lambat ini, apabila tiba masanya kumpulan terakhir divaksinasi, kumpulan pertama yang menerima vaksin akan melepasi tempoh kekebalan vaksin mereka.
Adakah kita akan mencapai imuniti kelompok dengan cara ini?
Semalam, kerajaan negeri Sarawak mengumumkan yang mereka akan menerima 500,000 dos vaksin Sinovac dalam masa seminggu lagi dan mereka telah memperoleh tambahan sebanyak 500,000 dos lagi.
Memandangkan Sarawak dibenarkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 mereka sendiri, Kerajaan Persekutuan perlu menghentikan monopolinya terhadap pemerolehan vaksin dan semua kerajaan negeri perlu dibenarkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 untuk diedarkan secara percuma kepada rakyat supaya kita dapat melengkapkan proses vaksinasi ini secepat mungkin dan mencapai imuniti kelompok.
Pada Hari Raya Aidilfitri, didedahkan bahawa selepas tujuh bulan mengenal pasti kes-kes Covid-19 dalam Kluster Hentian, Kementerian Kesihatan akhirnya mengumumkan bahawa kluster ini telah tamat memandangkan tidak ada kes baharu didaftarkan lagi untuk tempoh 28 hari berturut-turut. Kluster ini adalah satu daripada 12 kluster yang telah diumumkan tamat.
Seorang rakan yang merupakan seorang doktor bertanya:
“Perkara ini memberikan gambaran bahawa “pasukan jejakan” kita kekurangan kakitangan. Saya pasti yang KKM sedar bahawa “pasukan jejakan kontak rapat” ini amat penting, jika tidak lebih penting berbanding dengan pasukan ujian saringan dan pasukan rawatan.
“Dalam usaha kita untuk mengawal penularan wabak ini, kita perlukan orang di lapangan untuk mencari dari mana wabak ini tular dan di mana ia menyorok. Tugas ini adalah tanggungjawab yang sukar dan selalunya tidak diberikan penghargaan yang sepatutnya. Adakah KKM berhadapan dengan kekurangan kakitangan penjejakan kontak rapat?
“Kita semua amat bimbang memandangkan masih terdapat beratus kluster yang aktif di seluruh negara. Pada hari Jumaat, KKM melaporkan sejumlah 461 daripada 1,861 masih aktif. KKM juga melaporkan 13 kluster baharu. Sekiranya kita mengambil masa selama 7 bulan untuk menamatkan satu kluster, dengan tenaga kerja penjejakan kontak rapat sedia ada, adakah kita akan mengambil masa 3,000 bulan untuk menamatkan krisis kesihatan ini?
“Pastinya Ketua Pengarah Kesihatan perlu meminta kerajaan untuk menggajikan lebih ramai kakitangan (mungkin kakitangan sementara) untuk membantu, supaya kita boleh menamatkan kluster-kluster dalam tempoh beberapa minggu, atau pun hari.
“Mungkin juga ‘bos’ patut melawat pasukan penjejakan kontak rapat ini untuk menyampaikan perhargaan kepada mereka secara terus, dan meningkatkan moral mereka. Mereka semua sedang menjalankan tugas yang amat sukar tetapi penting dan pastinya mereka akan gembira apabila diberikan penghargaan.”
Mungkin kita boleh dapatkan respons daripada pihak berkuasa yang berkenaan?
(Kenyataan media Ahli Parlimen DAP Iskandar Puteri Lim Kit Siang di Kuala Lumpur pada hari Isnin, 17 Mei 2021)