(Tatal ke bawah untuk kenyataan versi BM)
Parliament must be reconvened to debate on the best strategy to combat a fourth Covid-19 wave as we should not continue to bumble and bungle as a poor national performer against the Covid-19 pandemic.
The East Asia and Pacific region is one of the few global bright spots in the fight against the COVID-19 pandemic unlike the disastrous performance of United States and the European nations, and such a success provides many lessons on containing infectious diseases at a low cost to the economy in an era of chronic pandemics.
But Malaysia is the exception as we have performed dismally compared to many countries in the region.
The latest monthly report of the Bloomberg Covid Resilience Ranking on March 25 again showed Malaysia as trailing behind Singapore, Taiwan, South Korea, China, Japan, Thailand, Hong Kong and Vietnam in our performance as a nation in the war against the Covid-19 pandemic.
The Emergency Proclamation and the suspension of Parliament are decisions which are not science-based but politics-based purportedly to combat Covid-19 pandemic in Malaysia.
But Malaysia’s inability to bring the third Covid-19 wave under control by bringing the daily increase of new Covid-19 cases to double-digit figures as in last August and yet facing the prospect of an even worse fourth Covid-19 wave is the failure of the national anti-Covid-19 strategy so far.
An article of the official media today entitled “Malaysia at Covid-19 crossroads” referred to the “snail’s pace” of the national vaccination effort.
Why is Malaysia still at the “Covid-19 crossroads” and on “the verge of a fourth wave” one year after the Covid-19 pandemic and why is the national vaccination effort proceeding at “snail’s pace”?
A month ago, I suggested that the Cabinet should find answers to two problems – why Malaysia was having one of the longest waves of the Covid-19 pandemic in the world and how to make the national Covid-19 vaccination rollout not only a success but to accelerate and complete it by National Day-Malaysia Day period.
But they fell on deaf ears.
The Cabinet even ignored the public stand of the Yang di Pertuan Agong that Parliament can be convened during an emergency.
In view of the possibility of a fourth wave of the Covid-19 pandemic before the third wave is brought under control, will the Cabinet advice the Yang di Pertuan Agong on Wednesday to convene Parliament with the specific agenda to debate on how to better deal with the Covid-19 pandemic?
Will any Minister resign in protest at the Cabinet’s refusal even to discuss this problem on next Wednesday’s Cabinet meeting?
We will wait and see.
(Media Statement by DAP MP for Iskandar Puteri Lim Kit Siang in Kuala Lumpur on Friday, 16th April 2021)
=======================
Parlimen perlu dipanggil bersidang untuk membahaskan strategi terbaik untuk melawan gelombang keempat wabak Covid-19 kerana kita tidak sepatutnya terus melakukan kesilapan dalam memerangi wabak ini sebagai negara dengan prestasi terburuk
Parlimen perlu dipanggil bersidang untuk membahaskan strategi terbaik untuk melawan gelombang keempat wabak Covid-19 kerana kita tidak sepatutnya terus melakukan kesilapan dalam memerangi wabak ini sebagai negara dengan prestasi terburuk.
Kawasan serantau Asia Timur dan Pasifik adalah salah satu titik cerah dalam usaha melawan wabak Covid-19, tidak seperti prestasi buruk di Amerika Syarikat dan negara-negara Eropah, dan kejayaan ini memberikan banyak pengajaran tentang bagaimana wabak ini dapat dibendung tanpa impak yang besar kepada ekonomi dalam era wabak yang teruk.
Namun Malaysia menjadi satu pengecualian kepada perkara ini memandangkan kita mencatatkan prestasi yang buruk berbanding dengan negara-negara lain di kawasan serantau.
Dalam penerbitan terkini laporan Indeks Ketahanan Covid Bloomberg yang diterbitkan pada 25 Mac, Malaysia sekali lagi berada di belakang kedudukan Singapura, Taiwan, Korea Selatan, China, Jepun, Thailand, Hong Kong, dan Vietnam dalam prestasi negara kita melawan wabak Covid-19.
Proklamasi Darurat dan penggantungan sidang Parlimen yang dilakukan bukanlah satu tindakan yang dibuat berasaskan sains, tetapi berasaskan politik, kononnya untuk melawan wabak Covid-19 dalam negara kita.
Namun, kegagalan kita untuk mengawal penularan gelombang ketiga wabak Covid-19 dengan menurunkan kadar peningkatan harian ke julat dua angka seperti pada bulan Ogos tahun lepas dan pada masa yang sama berhadapan dengan risiko gelombang keempat yang mungkin lebih buruk menjadi bukti kegagalan strategi kita.
Satu artikel dalam media rasmi yang bertajuk “Malaysia di Persimpangan Covid-19” berkata mengenai kelambatan program vaksinasi kebangsaan.
Mengapakah negara kita masih di “Persimpangan Covid-19” dan “di ambang gelombang keempat” setahun selepas wabak ini bermula dan mengapakah program vaksinasi kita bergerak lambat?
Sebulan yang lepas, saya telah cadangkan kepada Kabinet untuk mencari jawapan kepada dua permasalahan — mengapa Malaysia berhadapan dengan gelombang penularan Covid-19 terpanjang di dunia dan bagaimana untuk menjayakan program vaksinasi Covid-19 menjelang sambutan Hari Malaysia.
Namun perkara ini tidak diendahkan.
Malah Kabinet juga telah mengabaikan nasihat Seri Paduka Baginda Yang di Pertuan Agong yang mengatakan Parlimen boleh dipanggil bersidang semasa darurat.
Memandangkan terdapat kemungkinan negara kita dilanda gelombang keempat wabak Covid-19 sebelum kita berjaya mengawal gelombang ketiga wabak ini, adakah Kabinet akan menasihati Yang di Pertuan Agong pada hari Rabu depan untuk memanggil sidang Parlimen dengan agenda khusus untuk membahaskan cara untuk mengekang penularan wabak Covid-19 ini?
Adakah kita akan melihat mana-mana menteri meletakkan jawatan sebagai tanda protes atas keengganan Kabinet untuk membincangkan masalah ini dalam mesyuarat Kabinet pada hari Rabu minggu hadapan?
Kita tunggu dan lihat.
(Kenyataan Media Ahli Parlimen DAP Iskandar Puteri Lim Kit Siang di Kuala Lumpur pada hari Jumaat, 16 April 2021)