(Tatal ke bawah untuk kenyataan versi BM)
From No. 85 on Nov. 18, Malaysia has set a world record and jumped 35 places in two-and-a-half months to be among the top 50 countries with the most cumulative total of Covid-19 cases
I had expected Malaysia to be ranked among the top 50 countries with the most cumulative total of Covid-19 cases before the Chinese New Year, but we have achieved this dubious feat a week earlier.
If Malaysia continues in its trajectory of daily increase of more than 4,000 Covid-19 cases, we will be ranked No. 49 today, beating Croatia which has 234,153 cumulative total of cases as compared to Malaysia’s 231,483 Covid-19 cases.
The Prime Minister, Tan Sri Muhyiddin Yassin is on an official visit to Indonesia and will meet the Indonesian President Joko Widodo in strict adherence to Covid-19 SOPs.
If Perikatan Nasional Ministers and political leaders had set an example of strict adherence to Covid-19 SOPs in the past year, and earned the trust and confidence of the Malaysian public in the war against Covid-19 pandemic, we would not have set the dubious world record of jumping 35 places in two-and-a-half months from the rank of No. 85 to be among the top 50 countries with the most cumulative total of Covid-19 cases.
For the record, on Nov. 18, 2020, Indonesia was ranked No. 21 and now ranked No. 19, while the Philippines, the second ASEAN country with the most cumulative total of Covid-19 cases, was ranked No. 26 on Nov. 18, 2020 and is now ranked No. 32.
At the present trajectory of increase of Covid-19 cases for Malaysia (average daily increase for the first four days of February is 4,118 cases) and Philippines (average daily increase in the first four days of February is 1,521 cases), Malaysia is likely to overtake Philippines at the end of April in cumulative total of Covid-19 cases.
Is Malaysia going to overtake Philippines as the second nation in ASEAN with the most number of cumulative total of Covid-19 cases, although we are the sixth most populous nation in ASEAN, after Indonesia, Philippines, Vietnam, Thailand and Myanmar?
Public trust and confidence in the government’s management of the Covid-19 pandemic has plummeted to the lowest level, as reflected in the following comment from a community activist, Dr. Mohamed Rafick Khan:
“I no longer have any faith and confidence in the way the government is managing the Covid-19 problem in Malaysia. It appears that the problem is not COVID but the government way of handling COVID. People are suffering because of inept management.”
The Chinese New Year SOP as announced by Senior Minister of Defence, Ismail Sabri Yaakob yesterday is one good example of such “inept management”.
Will the Prime Minister, Tan Sri Muhyiddin Yassin, return from Indonesia fully appraised of this problem and overhaul the strategy completely to restore public confidence, trust and support?
(Media Statement (2) by DAP MP for Iskandar Puteri Lim Kit Siang in Kuala Lumpur on Friday, 5th February 2021)
Dari kedudukan ke-85 pada 18 November, Malaysia telah mencatat rekod dunia dengan melonjak 35 anak tangga dalam tempoh dua bulan setengah dan kini berada di antara 50 negara teratas dengan jumlah terkumpul kes positif Covid-19 tertinggi
Dari kedudukan ke-85 pada 18 November, Malaysia telah mencatat rekod dunia dengan melonjak 35 anak tangga dalam tempoh dua bulan setengah dan kini berada di antara 50 negara teratas dengan jumlah terkumpul kes positif Covid-19 tertinggi.
Saya menjangkakan Malaysia akan berada di antara 50 negara teratas dengan jumlah kes terkumpul Covid-19 yang tertinggi sebelum Tahun Baru Cina, namun ia telah tercapai seminggu sebelumnya.
Sekiranya negara kita meneruskan kadar peningkatan kes harian dengan lebih daripada 4,000 kes sehari, kita akan berada di kedudukan ke-49 hari ini, menewaskan Croatia yang mempunyai 234,153 kes berbanding 231,483 kes Covid-19 di Malaysia.
Perdana Menteri, Tan Sri Muhyiddin Yassin sedang dalam lawatan rasmi ke Indonesia dan akan bertemu Presiden Indonesia Joko Widodo dengan pematuhan SOP Covid-19 yang ketat.
Sekiranya Menteri dan pemimpin politik Perikatan Nasional memberikan teladan yang baik dengan mematuhi SOP Covid-19 yang ketat pada tahun lalu, dan mendapatkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam perang melawan wabak Covid-19, kita tidak akan berada di situasi yang begitu buruk seperti sekarang.
Untuk rekod, pada 18 November 2020, Indonesia berada di tangga ke-21 dan kini berada di tangga ke-19, sementara itu Filipina, negara ASEAN kedua dengan jumlah kes Covid-19 yang tertinggi, berada di tempat ke-26 pada November 18, 2020 dan kini berada di kedudukan ke-32.
Berdasarkan trajektori peningkatan kes Covid-19 di Malaysia (kenaikan harian purata untuk empat hari pertama bulan Februari adalah 4,118 kes) dan Filipina (kenaikan harian purata dalam empat hari pertama bulan Februari adalah 1,521 kes), Malaysia berkemungkinan mengatasi Filipina pada akhir bulan April.
Adakah Malaysia akan mengatasi Filipina sebagai negara kedua di ASEAN dengan jumlah terkumpul kes positif Covid-19 tertinggi, meskipun kita adalah negara keenam terpadat di ASEAN, selepas Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand dan Myanmar?
Kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap cara kerajaan menguruskan wabak Covid-19 telah jatuh ke tahap terendah, seperti yang terlihat dalam kenyataan seorang aktivis masyarakat, Dr Mohamed Rafick Khan:
“Saya tidak lagi percaya dan yakin dengan cara kerajaan menguruskan masalah Covid-19 di Malaysia. Nampaknya masalahnya bukan COVID tetapi cara kerajaan menangani COVID. Orang ramai menderita kerana pengurusan yang tidak cekap.”
SOP Tahun Baru Cina yang diumumkan oleh Menteri Kanan Pertahanan, Ismail Sabri Yaakob semalam adalah salah satu contoh yang terbaik “pengurusan yang bermasalah” tersebut.
Selepas tamat lawatan rasmi di Indonesia nanti, adakah Perdana Menteri, Tan Sri Muhyiddin Yassin, akan menilai sepenuhnya masalah ini dan merombak strategi sepenuhnya untuk mengembalikan keyakinan, kepercayaan dan sokongan masyarakat?
(Kenyataan Media Ahli Parlimen DAP Iskandar Puteri Lim Kit Siang di Kuala Lumpur pada hari Khamis, 4 Februari 2021)