(Tatal ke bawah untuk kenyataan versi BM)
Yesterday, Malaysia reported 1,925 new Covid-19 cases, ranking Malaysia as No. 35th among countries in the world with the highest daily increase of Covid-19 cases.
We seem to be in a runaway situation as far as the Covid-19 pandemic in Malaysia is concerned, losing control of the pandemic.
The last Cabinet meeting of the year today should try rectify its mistakes in the war against Covid-19 pandemic and should summon a special Parliament in January 2021 to address the runaway situation in the third wave of the Covid-19 pandemic with a new “all-of-government” and “whole-of-society” strategy and to establish a Select Committee on Covid-19 pandemic.
Despite my call more than six months ago for an “all-of-government” and “whole-of-society” strategy and approach in the war against Covid-19 pandemic, and for Parliament to set up a Select Committee on the Covid-19 pandemic, nothing has been done.
We have overtaken China, a country where the pandemic started and which has a population 40 times that of Malaysia, in cumulative total of Covid-19 cases, although fortunately not in the cumulative total of Covid-19 fatalities, on Dec. 16.
We are now No. 74 in the world among countries with the most cumulative total of Covid-19 infections, with 108,615 cases, while China is ranked No. 81 with 87,003 cases.
At the rate of our daily increase of Covid-19 cases, and that of Myanmar, we are likely to replace Myanmar as No. 68 as the country in the world with the most number of cumulative total of Covid-19 cases in three weeks’ time, and surging ahead to be among the top 30-40 countries with the most cumulative total of Covid-19 cases.
By that time, around the Inauguration Day for the new United States President on January 20, 2021, the United States would probably have 25 million Covid-19 cases and the world close to 100 million cases.
Malaysia is now among the worst countries in ASEAN in fighting the Covid-19 epidemic, losing out to Thailand, Singapore, Vietnam, Cambodia and Laos, poised to overtake Myanmar, beating Indonesia in the “total cases per 1 million population” index (Indonesia’s 2,645 vs Malaysia’s 3,335), while behind Philippines on all fronts – from cumulative total of Covid-19 cases, Covid-19 fatalities to “total cases per 1 million population” index.
What has gone wrong with the public health system in Malaysia, as the country should be among the best instead of being among the worst in ASEAN.
Health experts are calling for a different strategy in Malaysia’s fight against Covid-19 to avoid further strain on the public health system.
This should be the top item of the agenda of the Cabinet today, and an announcement of a new strategy to bring the third wave of the Covid-19 pandemic under control should be announced after the Cabinet meeting.
In this context, the warning by the former permanent secretary of Singapore’s Ministry of Foreign Affairs, Bilahari Kausikan, in NikKei Asia that “Southeast Asia must prepare for the worst in 2021” should be taken seriously by the Cabinet.
He said that the Covid-19 pandemic has exposed failures of governance in Malaysia, Indonesia and the Philippines.
He wrote:
“Viable vaccines will be rolled out during the year. But a vaccine is not a panacea for bad governance. These countries will still struggle to avoid being overwhelmed….
“As the pandemic drags on and fatigue sets in, new waves of infections are likely. Avoiding complacency and maintaining social discipline will be serious challenges, particularly because we cannot forever remain closed to each other and the world. The economic costs are mounting and the final bill is far from being tallied.”
It has been heart-wrenching to review the year and the many missed opportunities, both in Malaysia and the world in the war against the Covid-19 pandemic.
At the end of March this year, the national medical director of National Health Service (NHS) in England, Prof Stephen Powis said that every citizen in the United Kingdom must play a part if the number of deaths from the Covid-19 pandemic are to be kept below 20,000 while the man who was then in charge of fighting the Covid-19 pandemic in the United States, Anthony Fuaci, the director of the US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, warned that Covid-19 could claim from 100,000 to 200,000 lives.
Today, the Covid-19 fatalities for the United States stand at 345,512 and the 500,000 fatalities in the United States is being discussed, while the United Kingdom (71,567 deaths) is the sixth country in the world after the United States, Brazil (191,735), India (148,423), Mexico (122,855) and Italy (73,029) with the highest Covid-19 fatalities.
On 23rd March 2020, I urged the government to earn the trust and confidence of all Malaysians and to communicate effectively on the war against the Covid-19 pandemic, but the government had failed dismally on both scores.
These grave mistakes which had led to a runaway situation in the third wave of the Covid-19 pandemic in Malaysia should be the subject for a special Parliament next month.
(Media Statement by DAP MP for Iskandar Puteri Lim Kit Siang in Gelang Patah on Wednesday, 30th December 2020)
Mesyuarat Kabinet hari ini harus memutuskan untuk mengadakan sidang Parlimen khas pada Januari bagi menangani situasi gelombang ketiga pandemik Covid-19 dengan mengguna pakai strategi melibatkan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” dalam perang melawan Covid -19 dan menubuhkan Jawatankuasa Pilihan Khas Covid-19
Semalam, Malaysia mencatatkan 1,925 kes baru Covid-19, meletakkan Malaysia di tempat ke-35 dengan peningkatan kes harian tertinggi Covid-19 di dunia.
Situasi pandemik Covid-19 di Malaysia nampaknya seperti tidak terkawal.
Mesyuarat Kabinet terakhir tahun ini yang berlangsung pada hari ini harus berusaha memperbaiki kesilapan kerajaan dalam memimpin peperangan melawan wabak Covid-19 dan harus mengadakan sidang Parlimen khas pada Januari 2021 untuk menangani situasi gelombang ketiga pandemik Covid-19 dengan mengguna pakai strategi “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” dalam perang melawan Covid -19 dan menubuhkan Jawatankuasa Pilihan Khas mengenai pandemik Covid-19.
Walaupun saya telah menggesa supaya kerajaan menerapkan strategi dan pendekatan yang melibatkan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” dalam perang melawan Covid -19 dan menubuhkan Jawatankuasa Pilihan Khas Covid-19 sejak enam bulan yang lalu, ia tidak diendahkan pihak kerajaan.
Kita telah mengatasi China – di mana wabak ini tercetus – yang mempunyai populasi 40 kali ganda berbanding Malaysia, dalam jumlah terkumpul kes positif Covid-19, pada 16 Disember.
Kita sekarang berada di tangga ke-74 dalam senarai jumlah terkumpul kes positif Covid-19 tertinggi di dunia, dengan rekod 108,615 kes, sementara China berada di di tangga ke-81 dengan 87,003 kes.
Berdasarkan kadar peningkatan kes Covid-19 semasa, Malaysia kemungkinan akan mengambil tempat Myanmar yang kini berada di tangga ke-68 dalam senarai jumlah terkumpul kes positif Covid-19 tertinggi di dunia dan tidak mustahil akan berada di kedudukan antara ke-30 hingga ke-40 dalam masa tiga minggu akan datang.
Ketika itu, sekitar Hari Pelantikan Presiden Amerika Syarikat yang baru iaitu pada 20 Januari 2021, negara itu kemungkinan akan merekodkan 25 juta kes Covid-19 dan dunia pula akan merekodkan hampir 100 juta kes.
Malaysia kini, adalah antara negara terburuk di ASEAN dalam usaha memerangi wabak Covid-19, tewas kepada Thailand, Singapura, Vietnam, Kemboja dan Laos, malah hampir mengatasi Myanmar dan menewaskan Indonesia dalam indeks “jumlah kes per 1 juta penduduk” (Indonesia 2,645 vs Malaysia 3,335), sementara ketinggalan berbanding belakang Filipina dalam semua aspek – dari jumlah keseluruhan kes Covid-19, kematian Covid-19 hingga indeks “jumlah kes per 1 juta penduduk”.
Apa yang berlaku dengan sistem kesihatan awam di Malaysia? Negara ini harus menjadi antara yang terbaik dan bukan antara yang terburuk di ASEAN.
Pakar kesihatan meminta supaya strategi yang berbeza diguna pakai dalam usaha memerangi Covid-19 untuk mengelakkan bebanan yang lebih besar terhadap sistem kesihatan awam.
Ini seharusnya menjadi agenda utama Kabinet hari ini, dan pengumuman strategi baru untuk mengendalikan gelombang ketiga pandemik Covid-19 harus diumumkan setelah mesyuarat Kabinet tamat.
Dalam konteks ini, amaran oleh mantan setiausaha tetap Kementerian Luar Negeri Singapura, Bilahari Kausikan, di NikKei Asia bahawa “Asia Tenggara mesti bersiap sedia untuk situasi terburuk pada tahun 2021” harus dipandang serius oleh Kabinet.
Beliau berkata bahawa pandemik Covid-19 telah mendedahkan kegagalan kerajaan Malaysia, Indonesia dan Filipina.
Beliau menulis:
“Vaksin yang sesuai akan diberikan sepanjang tahun. Tetapi vaksin bukanlah ubat mujarab untuk sebuah pentadbiran yang teruk. Negara-negara ini masih akan terus bergelut untuk mengelak dari terus tenggelam….
“Ketika pandemik berlarutan dan keletihan mula menguasai, tidak mustahil akan berlaku gelombang jangkitan baru. Mengelakkan rasa tidak puas hati dan menjaga disiplin sosial akan menjadi cabaran serius, kerana kita tidak boleh selamanya menutup sempadan negara masing-masing. Kos ekonomi semakin meningkat dan akan terus meningkat.”
Amat menyedihkan untuk kita meninjau kembali apa yang telah berlaku sepanjang tahun ini dan begitu banyak peluang yang terlepas, baik di Malaysia mahupun di seluruh dunia dalam soal perang melawan pandemik Covid-19.
Pada akhir bulan Mac tahun ini, pengarah perubatan Perkhidmatan Kesihatan Nasional Britain (NHS) di England, Prof Stephen Powis berkata setiap warga United Kingdom harus memainkan peranan untuk memastikan angka kematian tidak mencapai 20,000 sementara individu yang bertanggungkawab ketika itu untuk memerangi wabak Covid-19 di Amerika Syarikat, Anthony Fuaci, yang merupakan pengarah Institut Alergi dan Penyakit Berjangkit Nasional AS, memberi amaran bahawa Covid-19 boleh meragut 100,000 hingga 200,000 nyawa.
Hari ini, kematian akibat Covid-19 di Amerika Syarikat adalah berjumlah 345,512 dan cakap-cakap tentang negara tersebut bakal merekodkan 500,000 kematian sedang sibuk diperkatakan, sementara United Kingdom (71,567 kematian) adalah negara keenam di dunia setelah Amerika Syarikat, Brazil (191,735) , India (148,423), Mexico (122,855) dan Itali (73,029) dengan kematian tertinggi akibat Covid-19.
Pada 23 Mac 2020, saya telah menggesa kerajaan untuk mendapatkan kepercayaan dan keyakinan semua rakyat Malaysia dan untuk berkomunikasi secara berkesan mengenai usaha memerangi pandemik Covid-19, pun begitu kerajaan telah gagal dalam kedua-dua hal tersebut.
Kegagalan besar ini yang menyebabkan gelombang ketiga wabak Covid-19 di Malaysia dan ini harus menjadi perkara khusus untuk dibincangkan pada sidang Parlimen khas bulan depan.
(Kenyataan Media Ahli Parlimen DAP Iskandar Puteri Lim Kit Siang di Kuala Lumpur pada hari Rabu, 30 Disember 2020)