#kerajaangagal100 — why the bloated Muhyiddin Cabinet is the most irrelevant and inconsequential in Malaysian history?


(Tatal ke bawah untuk kenyataan versi BM)

In his apologia yesterday for the failed kakistocratic Muhyiddin government, the principal private secretary to the Prime Minister, Marzuki Mohamad, tried to explain why the National Operations Council (NOC), as proposed by some quarters, is not suitable in Malaysia’s current fight against Covid-19 and its efforts to revive the economy.

He claimed that there is at present “a working and functioning Cabinet” which convenes every Wednesday and many decisions are made not only related to the Covid-19 pandemic, but also in regards to the country’s administration, economic management, people’s welfare, finance, security, defence, education, international relations and other matters related to the overall governing of the country.

Yesterday, I had asked what was the use of the bloated Cabinet meeting every Wednesday when it did not have the political will or courage to take critical decisions affecting good governance and upholding the rule of law, and I had listed ten decisions which awaited urgent Cabinet decision yesterday.

Did the Cabinet take any decision on anyone of them?

The ten items were:

  1. Make public the report on the collision between two LRT trains on the underground stretch between the KLCC and Kg Baru stations on May 24, 2021, leaving 166 passengers with minor injuries and 47 others needing hospital treatment?
  2. Explain why Malaysia has become one of the worst performing nations in tackling the Covid-19 pandemic;
  3. Reiterate topmost priority should be given to the Covid-19 pandemic and the national vaccination rollout to achieve herd immunity against Covid-19 in Malaysia and overrule the Home Minister, Hamzah Zainuddin who wanted to launch raids and arrests of undocumented migrant which will drive them into hiding and refuse to co-operate with the national vaccination rollout.
  4. Announce an amnesty for all undocumented migrants to secure their trust and confidence to co-operate with the national vaccination rollout to achieve herd immunity against Covid-19 in Malaysia.
  5. End the Covid-19 SOP flip-flops, U-turns, double-standards and frequent Ministerial dogfights whether Ismail-Amin or Hamzah-Khairy which have continued to undermine public trust and confidence in the government handling of the Covid-19 pandemic.
  6. Announce the time-line for each state to achieve herd immunity against Covid-19 and to accelerate and complete the national vaccination roll-out by Malaysia Day on September 16, 2021.
  7. Instruct the Home Affairs Minister to hold a public inquiry into every custodial death whether in police or prison custody, especially the cases of lorry-driver Umar Faruq Abdullah @ Hermananthan, security guard S. Sivabalan, A. Ganapathy and Surendran Shanker who died after being held at the Simpang Rengam prison.
  8. Respond positively to the call by the Centre for Independent Journalism (CIJ), Gerakan Media Merdeka (Geramm) and National Union of Journalists (NUJM) alarmed by the frequent use of harassment tactics by the government towards the media.
  9. End the emergency declared on January 11, 2021 to combat the Covid-19 pandemic, as the emergency is not the solution to the Covid-19 pandemic but an aggravating factor in worsening the deficit in public trust and confidence in the government handling of the Covid-19 pandemic.
  10. Convene Parliament immediately to firstly restore public trust and confidence in the government handling of the war against the Covid-19 pandemic and secondly, to spearhead a national mobilisation of Malaysians through a genuine “whole-of-society” strategy and approach in the war against the Covid-19 pandemic and to accelerate the national vaccination rollout.

Will the Cabinet or respective Ministries respond or will this be another confirmation that the bloated Cabinet is the most irrelevant and inconsequential in Malaysian history?

(Media Statement (3) by DAP MP for Iskandar Puteri Lim Kit Siang in Kuala Lumpur on Thursday,10th June 2021)


#kerajaangagal100 — mengapa Kabinet Gergasi Muhyiddin adalah Kabinet yang paling tidak relevan dan tidak penting dalam sejarah Malaysia?

Dalam satu kenyataan yang mempertahankan kerajaan kleptokratik Muhyiddin, Ketua Setiausaha Sulit kepada Perdana Menteri, Marzuki Mohamad, cuba menjelaskan mengapa penubuhan Majlis Gerakan Negara (Mageran) seperti yang dicadangkan oleh beberapa pihak, tidak sesuai untuk dilaksanakan ketika Malaysia sedang berjuang menentang Covid-19 dan berusaha memulihkan ekonomi.

Beliau mendakwa bahawa ketika ini, Kabinet yang bersidang setiap hari Rabu “sedang berfungsi” dan membuat banyak keputusan bukan sahaja mengenai wabak Covid-19, tetapi juga mengenai pentadbiran negara, pengurusan ekonomi, kebajikan rakyat, kewangan, keselamatan, pertahanan, pendidikan, hubungan antarabangsa dan lain-lain perkara yang berkaitan dengan pengurusan dan pentadbiran negara secara keseluruhannya.

Semalam, saya bertanya apa gunanya ada mesyuarat Kabinet setiap minggu jika ia tidak membawa kepada kemahuan politik atau keberanian untuk mengambil keputusan penting untuk memastikan terdapat tadbir urus yang baik dan untuk menegakkan kedaulatan undang-undang, selain menyenaraikan sepuluh masalah penting yang memerlukan tindakan segera Kabinet.

Adakah Kabinet telah bertindak menyelesaikan masalah-masalah tersebut?

10 perkara tersebut adalah seperti berikut:

  1. Membentangkan laporan mengenai insiden pelanggaran transit aliran ringan (LRT) pada 24 Mei 2021 kepada pihak awam;
  2. Jelaskan mengapa Malaysia menjadi salah satu negara dengan prestasi terburuk dalam menangani wabak Covid-19 sehinggakan kerajaan Jepun meminta Jawatankuasa Penganjur Sukan Olimpik mempertimbangkan untuk menghalang penyertaan Malaysia dalam kejohanan dunia tersebut ekoran lonjakan kes Covid-19 di negara ini.
  3. Mengulangi komitmen terhadap usaha menangani wabak Covid-19 dan mempercepat program imunisasi Covid-19 kebangsaan untuk mencapai imuniti kelompok di Malaysia serta menolak pendirian Menteri Dalam Negeri, Hamzah Zainuddin yang ingin melancarkan operasi serbuan dan penangkapan ke atas migran tanpa dokumen yang akan mendorong mereka untuk bersembunyi dan enggan bekerjasama dalam program imunisasi Covid-19 kebangsaan.
  4. Mengumumkan pengampunan bagi semua pendatang tanpa dokumen bagi mendapatkan kepercayaan dan keyakinan mereka untuk bekerjasama dalam program imunisasi Covid-19 kebangsaan supaya imuniti kelompok dapat dicapai secepat mungkin.
  5. Mengakhiri pengumuman SOP Covid-19 yang bersifat kucar-kacir dan mengelirukan, serta amalan layanan berbeza kerajaan, selain menghentikan pertelingkahan antara menteri sama ada antara Ismail dan Azmin atau Hamzah dan Khairy yang akan terus melunturkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap usaha kerajaan menangani wabak Covid-19.
  6. Mengumumkan jangka masa bagi setiap negeri untuk mencapai imuniti kelompok terhadap Covid-19 dan mempercepat serta menyelesaikan program imunisasi Covid-19 kebangsaan menjelang Hari Malaysia pada 16 September 2021.
  7. Mengarahkan Menteri Dalam Negeri untuk mengadakan siasatan awam mengenai setiap kematian dalam tahanan sama ada dalam tahanan polis atau penjara, terutamanya kes pemandu lori Umar Faruq Abdullah @ Hermananthan, pengawal keselamatan S. Sivabalan, A. Ganapathy dan Surendran Shanker yang meninggal dunia setelah ditahan di penjara Simpang Renggam.
  8. Menerima baik gesaan Pusat Kewartawanan Bebas (CIJ), Gerakan Media Merdeka (Geramm) dan Kesatuan Wartawan Nasional (NUJM) yang bimbang dengan penggunaan taktik gangguan yang sering dilakukan oleh kerajaan terhadap media.
  9. Akhiri darurat yang diisytiharkan pada 11 Januari 2021 untuk memerangi wabak Covid-19, kerana darurat bukanlah penyelesaian untuk wabak Covid-19 tetapi faktor yang memburukkan lagi defisit kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap cara kerajaan menangani wabak Covid-19.
  10. Memanggil sidang Parlimen dengan kadar segera untuk memulihkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap cara kerajaan menangani perang melawan wabak Covid-19 dan kedua, untuk menggerakkan usaha mobilisasi kebangsaan dengan pendekatan dan strategi yang melibatkan “keseluruhan masyarakat” dalam memerangi Covid-19 selain mempercepat program imunisasi Covid-19 kebangsaan.

Adakah Kabinet atau Kementerian berkaitan akan memberikan maklum balas kepada masalah-masalah ini atau adakah ini akan menjadi satu lagi bukti bahawa Kabinet Muhyiddin sememangnya adalah Kabinet yang paling tidak relevan dan tidak penting dalam sejarah Malaysia?

(Kenyataan Media (3) oleh Ahli Parlimen DAP Iskandar Puteri, Lim Kit Siang di Kuala Lumpur pada hari Khamis, 20 Jun 2021)

  1. No comments yet.

You must be logged in to post a comment.