(Tatal ke bawah untuk kenyataan versi BM)
Just a year ago, on March 11 last year, when there were 118,000 Covid-19 cases globally in 114 countries, the World Health Organisation (WHO) declared Covid-19 as a pandemic.
A year later, global total of Covid-19 cases have increased over 1,000 times to breach the 120 million mark and has affected 219 countries and territories, taking a heavy toll on societies and economies.
The United States remain the world’s top country with over 30 million Covid-19 cases and over 546,000 fatalities, while Brazil has just overtaken India as the world’s second country with the most cumulative total of Covid-19 cases – close to 11.5 million Covid-19 cases and over 277,000 fatalities. India, the world’s third country with over 10 million Covid-19 cases, has over 11.3 million cases and 158,642 fatalities.
The Covid-19 pandemic has proved wrong the Global Health Security (GHS) Index, released in 2019 to identify the countries which would perform best at addressing pandemic diseases.
The experts thought that the countries best positioned to deal with pandemic diseases like Covid-19 were countries like the United States and United Kingdom but they were proved wrong.
The United States and the United Kingdom were the two countries that scored the highest on the GHS Index but they were among the top worst performers in the Covid-19 pandemic.
Malaysia was ranked high as No. 18 country in the Global Health Security Index, but in the Bloomberg Covid Resilience Ranking February 2021, Malaysia ranked lower than Singapore (GHS Index No. 24), China (51), Japan (21), Israel (54), India (57), Saudi Arabia (47) and Vietnam (50).
In fact, we have one of the longest waves of the Covid-19 epidemic in the world. The third wave of the Covid-19 epidemic, which started in September last year, has dragged on for seven months, and although the daily increase have come down to below 2,000 cases in the last eight days – ranging from 1,280 on 9th March to 1,683 on March 7 – we have not fully brought the third wave of the Covid-19 pandemic under control as we have not even returned to December figures when we had triple digit figures.
We must try to bring down the daily increase of new Covid-19 cases to triple digit figures this month then to double-digit figures.
There is an urgent need for Malaysia to re-strategise our Covid-19 approach so that Malaysia can be one of the better performing countries in the war against the Covid-19 pandemic.
In November last year, we were No. 85 among countries with the most cumulative total of Covid-19 cases, but we have jumped 40 positions and we are now ranked No 45, and China receded to No. 86th rank among countries in the world.
The government has still to adopt an “all-of-government” and “whole-of society” strategy and approach in the war against Covid -19 pandemic to save both lives and livelihoods, to ensure that our educational, societal and economic infrastructure are maintained at the optimal level.
For a start, the government must give a proper response to the Open Letter to the Prime Minister by 46 medical and health experts on January 7, 2021 for an “all-of-government” and “whole-of-society” strategy in the war against Covid-19 pandemic which, among their ten suggestions, proposed a Covid-19 Task Force comprising a cross-sectoral and empowered team of subject matter experts to be immediately formed to steer the nation out of the pandemic by regularly presenting its recommendations and audit of the health economic impact of key decisions to the cabinet.
Worldwide, more than 354 million doses of Covid-19 vaccine have been administered across 121 countries, including 105 million doses in the United States and 52 million doses in China, at the rate of roughly 9.14 million doses a day.
Although vaccines are not a panacea to the “Covid-19 pandemic, we must make the Covid-19 national vaccination rollout a success as we are in a battle against time with the emergence of many Covid-19 variants.
We must also accelerate the completion of the Covid-19 national vaccination rollout ahead of schedule so that normality and economic restoration can be activated as early as possible – say in the third or fourth quarter of the year.
All these call for agile leadership, imaginative action, fast and effective communication to the people, public trust and confidence and not ham-fisted blunders like emergency laws to impose RM10,000 fines on the ordinary citizenry who breach the Standard Operating Procedures (SOP) or on fake news about Covid-19 and the emergency proclamation.
(Media Statement by DAP MP for Iskandar Puteri Lim Kit Siang in Gelang Patah on Sunday, 14th March 2021)
===============================
Rangka semula strategi supaya Malaysia dapat menjadi salah satu negara dengan prestasi yang lebih baik dalam perang melawan wabak Covid-19
Hanya setahun yang lepas, pada 11 Mac, ketika terdapat 118,000 kes Covid-19 di seluruh dunia di 114 negara, Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) mengisytiharkan Covid-19 sebagai satu pandemik.
Setahun kemudian, jumlah kes Covid-19 global telah meningkat lebih dari 1,000 kali ganda sehingga melepasi paras 120 juta kes dan telah mengesankan 219 negara dan wilayah, meninggalkan kesan yang besar kepada masyarakat dan ekonomi di seluruh dunia.
Amerika Syarikat kekal sebagai negara teratas di dunia dengan lebih dari 30 juta kes Covid-19 dan lebih daripada 546,000 kematian, sementara Brazil baru saja mengatasi India sebagai negara kedua di dunia dengan jumlah kes Covid-19 yang paling tertinggi — dengan hampir 11.5 juta kes Covid-19 dan lebih daripada 277,000 kematian. India, negara ketiga di yang mencatatkan lebih daripada 10 juta kes, merekodkan 11.3 juta kes dan 158,642 kematian.
Wabak Covid-19 telah membuktikan Indeks Keselamatan Kesihatan Global (GHS) salah. Indeks yang diterbitkan pada tahun 2019 untuk mengenal pasti negara-negara yang berpotensi untuk berprestasi dengan baik dalam menangani penyakit berwabak.
Para pakar berpendapat bahawa negara-negara yang paling baik untuk menangani penyakit seperti Covid-19 adalah negara-negara seperti Amerika Syarikat dan United Kingdom, tetapi perkara ini terbukti salah.
Amerika Syarikat dan United Kingdom adalah antara dua negara yang mendapat markah tertinggi dalam Indeks GHS tetapi mereka adalah antara yang mencatatkan prestasi terburuk dalam berhadapan dengan wabak Covid-19.
Malaysia berada di kedudukan yang tinggi sebagai negara di tempat ke-18 dalam Indeks Keselamatan Kesihatan Global, tetapi dalam Indeks Ketahanan Covid Bloomberg Februari 2021, Malaysia berada di kedudukan lebih rendah berbanding dengan Singapura (Indeks GHS No. 24), China (51), Jepun (21), Israel (54), India (57), Arab Saudi (47) dan Vietnam (50).
Malah, kita menyaksikan salah satu gelombang terpanjang wabak Covid-19 di dunia. Gelombang ketiga wabak Covid-19, yang bermula pada bulan September tahun lalu, telah berlarutan selama tujuh bulan, dan walaupun kenaikan harian kini telah turun ke paras di bawah 2,000 kes sehari dalam lapan hari yang lepas — berada di antara 1,280 kes pada 9 Mac hingga 1,683 pada 7 Mac — kita belum berjaya mengawal gelombang ketiga wabak Covid-19 ini secara sepenuhnya kerana kita belum lagi kembali ke angka yang dilihat pada bulan Disember, sekitar peningkatan dalam julat tiga angka sehari.
Kita mesti berusaha menurunkan kadar kenaikan harian kes Covid-19 baru kepada julat tiga angka dalam bulan ini dan kemudiannya kepada julat dua angka.
Terdapat keperluan mendesak untuk Malaysia menyusun semula pendekatan dan strategi Covid-19 kita agar Malaysia dapat menjadi salah satu negara mempunyai prestasi yang lebih baik dalam perang melawan wabak Covid-19.
Pada bulan November tahun lalu, kita berada di tempat ke-85 dari segi jumlah kes terkumpul di seluruh dunia, tetapi negara kita telah melonjak 40 kedudukan dan kini berada di kedudukan ke-45, sedangkan kedudukan China pula turun ke tempat ke-86 di antara negara-negara di dunia.
Kerajaan masih belum menggunapakai strategi dan pendekatan melibatkan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” dalam perang melawan wabak Covid -19 untuk menyelamatkan nyawa dan kehidupan, untuk memastikan infrastruktur pendidikan, sosial dan ekonomi kita dikekalkan pada tahap optimum.
Sebagai permulaan, kerajaan perlu memberikan respons yang berpatutan kepada Surat Terbuka kepada Perdana Menteri yang dipena oleh 46 orang pakar perubatan dan kesihatan pada 7 Januari 2021 yang menyeru supaya pendekatan dan strategi yang melibatkan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” dilaksanakan dalam perang melawan wabak ini, termasuklah dengan membentuk satu Pasukan Tindakan Covid-19 yang dianggotai oleh ahli-ahli dari pelbagai sektor dan pakar-pakar yang diperkuasakan untuk mengemudi negara kita keluar daripada pandemik ini dengan membentangkan dapatan kajian mereka kepada Kabinet.
Di seluruh dunia, lebih daripada 354 juta dos vaksin Covid-19 telah diedarkan di sekitar 121 buah negara, termasuk 105 juta dos di Amerika Syarikat dan 52 juta dos di China, pada kadar kira-kira 9.14 juta dos sehari.
Walaupun vaksin bukanlah penawar ajaib untuk wabak Covid-19, kita perlu memastikan kejayaan program vaksinasi Covid-19 kebangsaan memandangkan kita sedang kesuntukan masa terutamanya dengan kemunculan pelbagai variasi baharu virus ini.
Kita juga perlu mempercepatkan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 supaya kehidupan normal dan pemulihan ekonomi dapat dimulakan secepat mungkin — mungkin seawal suku ketiga atau keempat tahun ini.
Semua perkara ini memerlukan kepimpinan yang tangkas, tindakan yang kreatif, komunikasi yang pantas dan berkesan kepada rakyat, keyakinan dan kepercayaan rakyat, dan bukannya kesilapan-kesilapan kasar seperti mengenakan denda RM10,000 kepada rakyat yang telah melanggar prosedur operasi standard (SOP) Covid-19 atau pewartaan ordinan darurat berita palsu mengenai Covid-19 dan proklamasi darurat.
(Kenyataan media Ahli Parlimen DAP Iskandar Puteri Lim Kit Siang di Gelang Patah pada hari Ahad, 14 Mac 2021)