COVID-19

Has Malaysia lost control over the third wave of the Covid-19 Pandemic?

By Kit

November 20, 2020

(Tatal ke bawah untuk kenyataan versi BM)

Malaysia registered the second highest daily increase of Covid-19 cases yesterday – 1,290 new cases and four deaths to reach a cumulative total of 51,680 Covid-19 cases and 326 deaths.

If Covid-18 infection increases at the daily average of the past week, i.e. 1,127 cases a day, we are likely to overtake China by the end of the year as a country with more number of Covid-19 infections.

Today, China is placed No. 65th country with 86,381 Covid-19 cases, far behind eleven countries which have passed the million mark of Covid-19 cases, led by United States with over 12 million cases, India second with over 9 million cases, Brazil third with nearly six million cases, France fourth and Russia fifth with each country over two million cases.

The global cumulative total for Covid-19 cases have passed the 57 million mark while global cumulative total for fatalities have exceeded 1.36 million lives.

In the early period of the Covid-19 epidemic, when China was the top No. 1 country in the world with the most number of Covid-19 cases, Malaysia was placed 18th in the world for Covid-19 infections.

Malaysia made considerable progress but with the advent of the third wave of the pandemic, we have lagged behind and lost out to several other nations and is now placed No. 84 among countries in the world with 51,680 cases.

If we continue with four-digit daily increase of Covid-19 infections, we will overtake Singapore in a week and China by the end of the year as a country with more Covid-19 infections.

Have we lost control over the third wave of the Covid-19 pandemic?

We must acknowledge that while the Covid-19 pandemic is not as dire as the countries which top the world in the Covid-19 pandemic, whether in terms of infections or fatalities (Mexico just reported nearly 100,000 fatalities, while United States suffered more than 258,000 fatalities; Brazil more than 168,000 fatalities and India more than 132,000 fatalities), Malaysia seems to have lost its way in the war against the Covid-19 pandemic.

I had suggested more than six months ago that the government should adopt an “all-of-government” and “whole-of-society” approach if the invisible war against the Covid-19 pandemic, but this advice had fallen on deaf ears

the government has yet to adopt an “all-of-government” and “whole-of-society” approach if the invisible war against the Covid-19 pandemic is going to be successful in Malaysia.

The Malaysian people are prepared to unite and show discipline to win the war against the Covid-19 pandemic but Ministers and government leaders are not showing the example.

The Perikatan Nasional government is only interested in using the Covid-19 pandemic to convince the Yang di Pertuan Agong to declare a state of emergency in Malaysia and suspend Parliament, and this is why next Thursday will be a D-Day for parliamentary democracy in Malaysia.

There has been no positive response to the Opposition overture of a “confidence-and-supply” agreement to enable the 2021 Budget to be passed to allow an “all-of-government” and “whole-of-society” approach in the battle against the Covid-19 pandemic.

Is it possible before the Second Reading of the 2021 Budget next Thursday for the Muhyiddin government to show a positive response to the “confidence and supply” proposal so that there could be an “all-of-government” and “whole-of-society” war against the Covid-19 epidemic led by all the 220 MPs in Parliament?

(Media Statement by DAP MP for Iskandar Puteri Lim Kit Siang in Gelang Patah on Friday, 20th November 2020:)

Adakah Malaysia telah hilang kawalan ke atas gelombang ketiga pandemik Covid-19?

Malaysia mencatatkan peningkatan kes harian Covid-19 kedua tertinggi semalam — 1,290 kes baru dan empat kematian dengan jumlah terkumpul sebanyak 51,680 kes Covid-19 dan 326 kematian.

Sekiranya jangkitan Covid-18 meningkat pada purata harian seperti minggu lalu, iaitu 1,127 kes sehari, kita berkemungkinan akan mengatasi China pada akhir tahun ini sebagai negara yang mempunyai lebih banyak jangkitan Covid-19.

Hari ini, China berada di kedudukan ke-65 dengan 86,381 kes Covid-19, jauh di belakang sebelas negara yang telah melepasi jutaan kes Covid-19, didahului oleh Amerika Syarikat dengan lebih daripada 12 juta kes, kedua India dengan lebih daripada 9 juta kes, ketiga Brazil dengan hampir enam juta kes, keempat Perancis dan kelima Rusia dengan setiap negara mencatatkan lebih dua juta kes.

Jumlah kumulatif global untuk kes Covid-19 telah melepasi angka 57 juta sementara jumlah kumulatif global untuk kematian telah melebihi 1.36 juta nyawa.

Pada tempoh awal wabak Covid-19, ketika China adalah negara Nombor satu teratas di dunia dengan jumlah kes Covid-19, Malaysia berada di tangga ke-18 di dunia untuk jangkitan Covid-19.

Malaysia mencapai kemajuan yang cukup besar, pun begitu dengan kemunculan gelombang ketiga wabak ini, kita telah ketinggalan dan dikalahkan beberapa negara lain dan kini berada di tempat ke-84 antara negara-negara di dunia dengan 51,680 kes.

Sekiranya kita meneruskan kenaikan empat angka jangkitan Covid-19 setiap hari, kita akan mengatasi Singapura dalam tempoh seminggu dan China pada akhir tahun sebagai negara dengan lebih banyak jangkitan Covid-19.

Adakah kita telah kehilangan kawalan ke atas gelombang ketiga wabak Covid-19?

Kita harus mengakui bahawa walaupun pandemik Covid-19 tidak begitu buruk seperti negara-negara yang lain, sama ada dari segi jangkitan atau kematian (Mexico baru saja melaporkan hampir 100,000 kematian, sementara Amerika Syarikat mencatatkan lebih daripada 258,000 kematian; Brazil lebih daripada 168,000 kematian dan India lebih dari 132,000 kematian), Malaysia nampaknya telah hilang arah dalam peperangan melawan pandemik Covid-19.

Enam bulan lalu, saya telah menyarankan supaya kerajaan menerapkan pendekatan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” bagi memerangi pandemik Covid-19, tetapi nasihat ini tidak diendahkan.

Kerajaan perlu menggunakan pendekatan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” jika mahu perang melawan pandemik Covid-19 ini berjaya.

Rakyat Malaysia bersedia untuk bersatu dan menunjukkan disiplin bagi memenangkan peperangan melawan pandemik Covid-19, namun Menteri dan pemimpin kerajaan tidak menunjukkan tauladan yang sepatutnya.

Kerajaan Perikatan Nasional hanya berminat menggunakan wabak Covid-19 untuk menyakinkan Yang di-Pertuan Agong untuk mengisytiharkan darurat di Malaysia dan menggantung Parlimen, dan inilah sebabnya mengapa hari Khamis depan akan menjadi hari penentu untuk demokrasi berparlimen di Malaysia.

Tidak ada respons yang positif terhadap usaha pihak Pembangkang bagi mencapai satu persetujuan keyakinan dan pembekalan (confidence and supply agreement) untuk memungkinkan Belanjawan 2021 diluluskan, sekaligus memungkinkan penerapan pendekatan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” dalam pertempuran menentang wabak Covid-19.

Mungkinkah kerajaan Muhyiddin akan menunjukkan respons yang menggalakkan terhadap cadangan persetujuan keyakinan dan pembekalan dalam bacaan kedua pembentangan Belanjawan 2021 nanti? Sekaligus membolehkan pendekatan “keseluruhan kerajaan” dan “keseluruhan masyarakat” digunakan dalam pertempuran menentang wabak Covid-19?

(Kenyataan Media Ahli Parlimen DAP Iskandar Puteri Lim Kit Siang di Gelang Patah pada hari Jumaat, 20 November 2020)