Archive for July 10th, 2014

What leadership is Najib showing when he refuses to make public the report of RCIII in Sabah although it has been presented to Putrajaya for close to two months after decades of foot-dragging on the issue?

Yesterday, the Prime Minister, Datuk Seri Najib Razak cited Brazil’s ignominous 1-7 defeat to Germany in the World Cup semi-finals as the pitfalls awaiting Malaysia if there is an absence of leadership.

Unfortunately, Najib is one of the heads of government in the world who has a lot to learn from Brazil’s massacre by Germany, for in the past year, Najib has shown a singular lack of leadership as the Prime Minister of Malaysia.
For instance, what leadership is Najib showing when he refuses to make public the report of the Royal Commission of Inquiry into Illegal Immigrants (RCIII) in Sabah although it has been presented to Putrajaya for close to two months after decades of foot-dragging on the issue?

In fact, Najib will lose all credibility as leader and Prime Minister, particularly in Sabah, if he continues to lock up the Report of the RCIII in the vaults in Putrajaya, even though he is the first Prime Minister to accede to the demands of the Sabahans for a royal commission of inquiry on the issue. Read the rest of this entry »

6 Comments

Memperkasa mahasiswa Melayu: Menjana minda kritis

– Dr Tajuddin Mohamad Rasdi
The Malaysian Insider
9 July 2014

Untuk memperkasakan lagi mahasiswa Melayu, mereka harus membangunkan minda yang kritis. Dalam era ledakan maklumat ini, terdapat banyak berita dan informasi yang boleh digunakan dan diinterpretasi namun kesahihan dan kepenggunaannya harus dipertimbangkan terlebih dahulu.

Tidak semua maklumat adalah benar, tidak semua maklumat bersifat neutral. Jika mahasiswa Melayu memperlengkapkan diri dengan kuasa minda yang kritis ia bukan saja dapat mententeramkan kehidupan keluarga, komuniti dan syarikat yang mnggajikannya ia juga akan dapat membangun dengan positif.

Terdapat enam tahap pengasahan minda kritis yang perlu dilalui dan dipraktik serta di praktis oleh mahasiswa Melayu.

Tahap pertama adalah untuk mendapatkan keseluruhan jalan cerita dan konteks seseuatu maklumat atau kejadian atau pernyataan. Tahap kedua mengidentifikasi sumber asal berita atau informasi tersebut sebelum mengambil apa-apa tindakan atau strategi. Dalam tahap ketiga mahasiswa perlu membuat pengujian kebolehyakinan terhadap sumber informasi dan berita tersebut.

Selepas itu, di tahap keempat perlu pula bertanyakan sama ada sumber informasi berita atau informasi tersebut boleh mendapat apa-apa keuntungan daripada penjelasan dan peyampaian berita dan infrormasi tersebut.

Tahap kelima pula adalah mengasingkan maklumat cerita dari interpretasi maklumat dan cerita yang disampaikan. Akhir sekali di tahap enam, apakah pertimbangan nilai kemanusiaan yang boleh diambil dalam membentuk proses tindakan dan kesimpulan daripada berita, maklumat atau data yang baru diperoleh itu? Read the rest of this entry »

1 Comment